Minggu, 23 Desember 2012

Conversation #3

"Lo deket sama dia?"

"Ah, enggak, cuma tau aja"

"Ooh"

"Hmm dia masih sama cowoknya ya?"

"Iya,"

"Si...siapa namanya?"

"*sebutkan nama*"

"Ah, iya,"

"Tapi..."

"Tapi...?"

"Ya gitu deh,"

"Hm? Hmm gitu..."

"Lo suka sama dia?"

"*senyum lalu nyengir* Cuma kagum aja, kalo suka, takut gak kesampean, jadi gila"

Minggu, 16 Desember 2012

16 Desember 2012

Halo. Saat gue nulis ini, yang ngasih hadiah ini ke gue anaknya sedang marah. Ini bukan prediksi gue, tapi emang iya, karena gue nanya. Mungkin sekarang dia lagi tidur, karena malam sebelumnya, jam 00.00-an lah kurang lebih, dia ke rumah gue ngasih hadiah ini, dan baru pulang jam empat pagi. Tapi, sekarang dia udah gak mood komunikasian sama gue, katanya.
Padahal, di hari ini, yang bikin gue seneng adalah dia. Yang bikin gue kuat gak tidur dari dia dateng sampe sekarang gue posting ini(ini serius) adalah dia. Dia yang mampu bikin gue melek karena kenyataan yang gue hadapin lebih indah dari mimpi-mimpi gue. Hari ini terasa lengkap bahagia gue, karena dia.
"Maaf ya gue ngecewain lo, lagi. Makasih udah bikin hari ini, dan bulan Desember kali ini berbeda dari beberapa tahun terakhir ini. Makasih makasih makasih banyak yang bisa gue ucapin ke elo. Jangan marah lagi, ya. Jangan diemin gue, lagi. Jangan tinggalin gue juga :-( and wishes lo di video itu...nyakitin, tapi gue suka dengernya. Gue denger berkali-kali, untuk mastiin kata-kata terakhir di video itu belum berubah :-) Sekali lagi makasih ya! Baikan ya kita?<3({}):*"
Semoga dia tidur dengan nyenyak malam ini, supaya kekecewaan yang katanya mendalam itu, tidak terasa.

Sabtu, 15 Desember 2012

The Day Before Tomorrow.

Ini hari apa? Sabtu.
Oh, selamat weekend.
Hari ini tanggal berapa? 15 Desember.
Oh, keren.
Matahari yang terbenam sore ini begitu oren. Katanya sih cantik. Tapi untuk siapapun yang berwajah murung dan hati berkabung tentu saja tak berpengaruh. Semua sama.
Ntah kenapa hari ini begitu sepi. Oh, ralat, seminggu ini. Rasanya pingin diam. Gak ada keinginan untuk berbicara. Sekedar menjawab ya atau tidak pun tak selera. Begitu banyak yang dipikirkan namun sedikit yang mampu dituliskan. Ntah kenapa. Seperti tidak bertemu dengan huruf atau kata yang tepat. Atau sebenernya, huruf dan kata yang tepat itu sudah ketemu namun tak berani ditulis? Sepertinya yang kedua.
Ini selalu. Selalu seperti ini. Hah. Rasanya ingin tidur dan terbangun ketika bahagia sudah datang.
Datang? Bukannya kebahagiaan itu kita yang buat?
Ya, memang kita yang buat.
Lalu?
Lalu kenapa percaya pada orang yang berbicara kebahagiaan padahal dirinya sendiri tidak bahagia?
Sudah lah, mari kita tidur. Semoga Tuhan membangunkanku ketika bahagia datang. Iya, datang.
Satu hal, aku selalu pasrah pada bulan ini; Desember. Tak berniat membuat atau mencari kesenangan, apa lagi kebahagiaan. Karena menurutku, dia sudah pernah datang. Dan aku hanya mampu berharap agar kebahagiaan itu datang lagi.

Ini lah aku di ujung usia 17th-ku.

Minggu, 09 Desember 2012

Isi Hati Di Siang Dini Hari.

Apa yang membuat Jakarta makin panas?
Yang membuat Jakarta makin panas adalah belajar kimia dan fisika di siang hari ditemani cahaya matahari yang sangat cerah dengan suhu sekitar 33-35 derajat celcius tanpa AC tanpa orange juice tanpa softdrink tanpa ice cream dan belum makan dari sehabis sarapan. Ditambah lagi belajarnya sendirian.
Indahnya hari ini :-)
Namun saya muak.
Tolong dipercepat saja ujian-ujian ini. Toh tidak menjamin hidup saya sukses. Apa lagi bahagia.
Sekian.
Saya mau lanjut berjemur lagi (baca: belajar kimia dan fisika di siang hari ditemani cahaya matahari yang sangat cerah dengan suhu sekitar 33-35 derajat celcius tanpa AC tanpa orange juice tanpa softdrink tanpa ice cream dan belum makan dari sehabis sarapan. Ditambah lagi belajarnya sendirian)!

Sabtu, 08 Desember 2012

So, Which One Is Better?

gue baru tau (atau baru sadar?) bahwa membahagiakan orang lain gak selamanya membuat diri sendiri bahagia.

ada saatnya lo harus membuat dia senang dengan membuat diri lo tidak senang.

dan ada saatnya lo mencapai kepuasan, kebahagiaan, dan kenyamanan, di saat dia, yang menjadikan lo adalah kebahagiaannya tidak bahagia.

rumit? memang.

and...who the hell is he/she sampe-sampe lo mau mengorbankan kebahagiaan lo di saat orang lain malah butuh kebahagiaan?

*semenit*

*dua menit*

*tiga menit*

gak ngerti sama apa yang lagi gue tulis.

-_-

oya satu lagi, jadi kita harus membuat orang lain bahagia, atau membuat kebahagiaan sendiri?

hmm 8-|

sebenernya gak akan serumit ini kalo gak ada hubungannya dengan perasaan.

perasaan antara lo dengan orang yang ada tempat khusus di hati lo itu.

halah. rumit lah bahas perasaan.

mending saya bahas soal ujian! x_x

Minggu, 02 Desember 2012

Anyhow, welcome.

Oh, hai.
Kamu sudah datang?
Cepat sekali. Bahkan beberapa detik yang lalu aku masih belum menyadarinya.
Apa? Apa yang membuatku tersadar?
Lagu. Sebuah lagu yang dulu kuputar berulang kali, sebagai penghantarmu pergi. Dan sesekali kudengarkan. Kudengarkan bukan untuk kunikmati. Tapi alat pengingatku bahwa denganmu begitu banyak kenangan-kenangan indah yang semakin lama semakin jauh.
Itu sebetulnya yang membuatku malas bertemu mu. Tapi tidak bertemu mu berarti ada yang berakhir. Ntah itu hidupku, atau mungkin dunia ini.
*menarik nafas dalam-dalam* ntah lah sampai kapan perasaan seperti ini terus muncul setiap kamu datang. Satu hal yang bisa ku lakukan saat hampir semua tak bisa dilakukan lagi yaitu menikmati.
Hidup ini harus dinikmati toh biar gak tambah berat? :-)
Jadi, bagaimanapun juga, aku akan tetap menyambut mu. Bagaimana caranya itu urusanku.
Selamat datang, Desember.
Tak banyak harapku pada mu, aku hanya ingin bahagia. Apapun caranya ku serahkan pada Tuhan. Biar bersyukur itu menjadi bagian ku nantiO:')