"Indah, terasa indah, bila kita terbuai dalam alunan cinta.
Mengenalmu laksana bertemu oase setelah merangkak di padang kekeringan.
Butuh waktu berbulan bulan bagiku untuk mengenang pahitnya cinta.
Butuh waktu berbulan bulan bagiku untuk belajar.
Butuh waktu berbulan bulan bagiku untuk berpindah hati seutuhnya.
Namun rasa sakit di masa lalu, begitu mudah hilang bagaikan tulisan di atas pasir yang tersapu ombak begitu saja, setelah aku mengenalmu.
Aku mengakui bahwa aku sangat mencintaimu.
Namun apalah dayaku yang fana di tengah-tengah rasa sakit yang kau derita dengannya.
Keberadaanku hanyalah sebatas tempat untuk berkeluh tangis karenanya.
Sedangkan kebahagiaanmu hanyalah untuk dirinya.
Berkali-kali kau teriakan untuk bersabar, karena hati itu hanya butuh waktu,
hati itu hanya butuh waktu hingga lelah, namun tak ada kata lelah bagimu untuk dirinya.
Aku ini seperti memiliki dua hati, yang satu selalu menangis, dan yang satu selalu untuk bersabar.
Tidakkah sedikit kau memikirkan tangisan kecilku?
Tidakkah sedikit kau berfikir aku juga manusia sepertimu?
Kau pernah membuatku berada di puncak kehidupan.
Tapi kau juga yang membuatku jatuh ke palung lautan terdalam.
Terima kasih telah memberiku harapan yang memilukan
Aku harap kamu bisa mendengarnya."
- M. Bagas Syahputra.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar