"Indah, terasa indah, bila kita terbuai dalam alunan cinta.
Mengenalmu laksana bertemu oase setelah merangkak di padang kekeringan.
Butuh waktu berbulan bulan bagiku untuk mengenang pahitnya cinta.
Butuh waktu berbulan bulan bagiku untuk belajar.
Butuh waktu berbulan bulan bagiku untuk berpindah hati seutuhnya.
Namun rasa sakit di masa lalu, begitu mudah hilang bagaikan tulisan di atas pasir yang tersapu ombak begitu saja, setelah aku mengenalmu.
Aku mengakui bahwa aku sangat mencintaimu.
Namun apalah dayaku yang fana di tengah-tengah rasa sakit yang kau derita dengannya.
Keberadaanku hanyalah sebatas tempat untuk berkeluh tangis karenanya.
Sedangkan kebahagiaanmu hanyalah untuk dirinya.
Berkali-kali kau teriakan untuk bersabar, karena hati itu hanya butuh waktu,
hati itu hanya butuh waktu hingga lelah, namun tak ada kata lelah bagimu untuk dirinya.
Aku ini seperti memiliki dua hati, yang satu selalu menangis, dan yang satu selalu untuk bersabar.
Tidakkah sedikit kau memikirkan tangisan kecilku?
Tidakkah sedikit kau berfikir aku juga manusia sepertimu?
Kau pernah membuatku berada di puncak kehidupan.
Tapi kau juga yang membuatku jatuh ke palung lautan terdalam.
Terima kasih telah memberiku harapan yang memilukan
Aku harap kamu bisa mendengarnya."
- M. Bagas Syahputra.
Jumat, 14 Agustus 2015
Selasa, 11 Agustus 2015
Lemah
Kata-kata manis terasa kecut.
Hati mengeras seperti batu.
Meretakannya? Si lembut, air, tak lagi mampu.
Aku pernah sangat percaya namun kecewa.
Aku pernah sangat mencinta namun patah.
Kukarang mimpi indah dan perlahan kuwujudkan.
Eeeh..dengan tanpa permisi, kau hancurkan.
Setelahmu,
Tak lagi ada yang pantas kupercaya.
Tak lagi ada yang pantas kucinta,
dengan penuh rasa,
dengan segala pengorbanan,
dari keringat hingga air mata.
Setelahmu,
Tak lagi aku bisa dibuat percaya.
Tak lagi aku bisa pantas dicinta,
dengan penuh rasa,
dengan segala pengorbanan,
dari keringat hingga air mata.
Tak ada yang perlu.
Tak ada yang pantas.
Tak ada yang bisa.
Tak ada yang mampu.
Tapi, aku ini manusia biasa.
Hati kecilku manja,
serta penuh harap.
Juga perlu bantuan..
Hati mengeras seperti batu.
Meretakannya? Si lembut, air, tak lagi mampu.
Aku pernah sangat percaya namun kecewa.
Aku pernah sangat mencinta namun patah.
Kukarang mimpi indah dan perlahan kuwujudkan.
Eeeh..dengan tanpa permisi, kau hancurkan.
Setelahmu,
Tak lagi ada yang pantas kupercaya.
Tak lagi ada yang pantas kucinta,
dengan penuh rasa,
dengan segala pengorbanan,
dari keringat hingga air mata.
Setelahmu,
Tak lagi aku bisa dibuat percaya.
Tak lagi aku bisa pantas dicinta,
dengan penuh rasa,
dengan segala pengorbanan,
dari keringat hingga air mata.
Tak ada yang perlu.
Tak ada yang pantas.
Tak ada yang bisa.
Tak ada yang mampu.
Tapi, aku ini manusia biasa.
Hati kecilku manja,
serta penuh harap.
Juga perlu bantuan..
Langganan:
Postingan (Atom)